Sunday 29 June 2014

Pengganti

Hujan tak pernah marah saat pelangi hadir
menyingkirkannya untuk menghiasi langit

Bulan tak pernah marah saat awan datang
meniadakan sinarnya tapi menyisakan bintang
untuk memeriahkan langit malam


daun tak pernah marah
saat angin datang mengusik
menggugurkan hijaunya
dan bermain dengan pepohonan

embun tak pernah marah
saat matahari melenyapkan kilaunya didedaunan
untuk memberi ruang pada tanaman bernafas bebas

mereka tak pernah protes untuk siklus itu
ketika posisi mereka terganti
ketika masa mereka berakhir
mereka tak pernah marah

karena hujan, bulan, daun, dan embun mengerti tugas mereka
hanya pelindung untuk sebuah kehidupan
hanya pendamping untuk sebuah proses penciptaan
hanya perantara untuk menyatukan

mereka sadar akan posisinya
dan itu cukup baginya untuk menikmati saat bersama
cukup untuk melewati dan mengerti arti berbagi
memahami jika bahagia itu bukan milik diri abadi

tapi andai langit dan pohon tau,
hujan, bulan, daun dan embun
menikmati saat kebersamaan itu
diam-diam mereka merindu

sadar diri
rindu itu mereka simpan rapat
cemburu itu mereka tekan kuat-kuat
merelakan takdirnya sebagai viguran
tapi diam-diam tetap merajut do'a-do'a terbaiknya
agar langit dan pohon meraih bahagia

No comments:

Post a Comment