Ini dia, percakapan karya tulis sederhana hasil karangan siswa di Budiwijaya.
Maaf ya baru dimuat, pasti dah pada nungguin janji miss.
:D
Oke, sok atuh. Silahkan di pantengin, apakah ada karya tulisnya
yang dimuat.
Buat yang baca, boleh koment, sypa tau buat masukan untuk
adek-adek kita yang berbakat ini demi perbaikan ke depan.
Budiwijaya
cabang 16 Ulu
Budiwijaya
cabang Kertapati
Karya terbaik:
Dialog “Misteri Anting yang Hilang” by Legion (Faruq,
Faris, Subhan, Yahya, dan Afta)
Pada suatu hari, di tempat renang ada lima orang anak yang
sedang beristirahat sesudah berenang. Mereka berbincang sesudah makan.
Anak : “Ibu, aku
ingin berenang lagi.” (sambil menangis)
Ibu : “Iya,
iya nak.” (sambil menggendong anak itu)
Aji : “Andi,
kenapa kau memperhatikan orang itu?”
Andi : “Tidak,
Ji.”
Aji : “Ya
sudah, ayo kita berenang lagi.”
Andi : “Ya.”
Bobby : “Darimana
saja kalian?”
Aji : “Ini nih
gara-gara Andi.”
Naufal : “Ya sudah,
jangan dibahasa lagi. Ayo kita berenang!”
(ketika berenang, Andi memperhatikan ibu dan anak itu
lagi.)
Aji : “Andi, kenapa
kamu terus memperhatikan orang itu?”
Andi : “Coba
lihat ibu itu, tadinya dia memakai anting. Kok antingnya menghilang?”
Doni : “Mungkin
dia melepasnya.”
Andi : “Tidak,
Don. Tadi antingnya ada, kalian tahukan apa yang terjadi jika anting itu
terinjak? Mari kita beritahu petugas!”
Bobby : “Pak ada
anting yang hilang!”
Petugas : “Apa benar? Baiklah, saya akan mencarinya.”
Bobby : “Aku dan Aji
akan mencari di kolam arus dan kalian kolam yang lainnya.”
Doni : “Oke.”
(Mereka terus mencari tetapi tidak ketemu)
Aji : “Hmm,
kalian semua ayo kesini.”
Bobby : “Ada apa?”
Aji : “Naufal,
coba kau gendong Andi.”
Naufal : “Hmm, oke
deh.”
Aji : “Hmm,
turunlah.”
Andi : “Apakah
kamu tahu sesuatu?”
Aji : “Ya.
Anak itu. Saat kau lihat apakah tangannya putih?
Andi : “Ya.”
Aji : “Ya,
anak itu bisa jadi terkena es krim ditelinga. Karena es krim itu hilang, maka
seolah antingnya hilang.”
Andi : “Bisa jadi
ya!”
Bobby : “Nah,
misteri ini sudah selesai. Ayo lanjut berenang!”
Doni : “Ayo.”
Andi : “Tunggu,
darimana kau tahu?”
Aji : “Karena
disini yang warnanya putih cuma es krim.”
Mengenal
Homofon dan Homograf
By
: Putri Kurnia Esa, Inezia Zarqa, Tiara Anggraini, Irhaz Amalia, dan Lintang
Msg
Irhaz : “Eh
teman-teman, aku punya tebakan nih. Buah apa yang kulitnya merah, bentuknya
bulat dan bijinya kecil?”
Lintang : “Aku tahu, pasti apel kan?”
Inezia : “Ye, kamu
asal-asalan menjawabnya. Apel tuhkan yang suka dilakuin oleh kakak-kakak kita
yang sedang pacaran. Biasanya itu mereka lakukan di malam minggu.”
Tiara :
“Hahaha... kamu lucu. Itukan apel (kegiatan) bukan apel (buah).”
Putri : “Betul
kata Tiara, dalam Bahasa Indonesia ada beberapa kata yang tulisannya sama
persis, namun kata tersebut mempunyai cara pengucapan yang berbeda. Contohnya:
apel dan apel. Keduanya mempunyai cara lafal yang berbeda, demikian juga
artinya. Gejala seperti itu disebut dengan homograf.”
Irhaz : “Oh,
begitu.”
Lintang : “Tapi darimana kamu bisa tahu itu, Putri?”
Putri : “Ya
tahulah. Akukan les di Budiwijaya.”
Tiara : “Eh, mau
kemana kamu, Inez?”
Inezia : “Aku mau
ke Bank, Ra.”
Putri : “Bang
Toyib atau Bang Boski?”
Lintang : “Kamu ini bercanda terus. Bang sama Bank itu
berbeda.”
Putri : “Iya-iya
aku tahu kok, karena kata guru Bahasa Indonesia ku di Budiwijaya kata Bank dan
Bang memang mempunyai pengucapan yang sama, namun ditinjau dari segi arti,
kedua kata itu berbeda. Bang berarti kakak laki-laki, sedangkan Bank adalah
tempat penyimpanan uang. Nah, kata tersebut disebut dengan...”
Irhaz, Lintang, Tiara, Inezia : “Homofon!”
Putri : “Lho, kok
kalian tahu?”
Tiara : “Memang
kamu saja yang les di Budiwijaya. Aku juga les disana.”
Inezia : “Aku juga
les di Budiwijaya. Lho!”
Irhaz dan Lintang : “Kami berdua juga les di Budiwijaya.”
Putri : “Oooo,
begitu. Jadi malu deh!!!”
Liburan
ke Inggris
By:
Ranie, Deby, Natasya, dan Nadhira
Ranie : “Deb,
waktu libur sekolah kamu kemana? Kalo aku ke Inggris loh!”
Debby : “Kalau aku
ke Jogja. Kamu hebat ya bisa ke Inggris.”
Natasya : “Iya, kamu hebat banget. Pasti kamu lihat-lihat
kerajaan Elizabeth kan? Pasti senang banget kan? Coba saja bisa ke sana ya!”
Nadhirah : “Tapi kamu ngerti nggak bahasa Inggris?”
Ranie : “Tentu
ngerti, aku kan udah bisa bahasa Inggris. Oh, ya. Selain lihat kerajaan
Elizabeth. Aku juga berenang di pantainya. Sejuk deh, lalu aku foto-foto di dekat
menara jamnya. Rasanya aku mau ke Inggris lagi deh!”
Natasyah : “Aduh, seneng banget pasti kamu disana. Aku
juga ingin foto-foto di pantai, lihat-lihat kerajaan Elizabeth, dan....
keliling ke Inggris!”
Debby : “Iya, aku
juga mau. Tapi aku nggak bisa bahasa Inggris.”
Nadhirah : “Iya, aku juga nggak bisa bahasa Inggris. Kita
sama ya Debby. He...he...he...” (sambil mengambil biskuit yang disediakan oleh
temannya itu.)
Mencangkok
Pohon Jambu
By:
Zacky, Fallah, Ammar dan Agung
Zacky : “Fallah,
bagaimana kalau kita tanyakan cara mencangkok pohon pada Agung? Diakan insinyur
pertanian.”
Fallah : “Tidak
usah, nanti mengganggu pekerjaan ayahnya.”
Zacky : “ Tidak
apa-apa Fallah, daripada kita kebingungan.”
Fallah : “Kalau
begitu aku setuju.”
Zacky : “ Nah, itu Agung
bersama ayahnya!”
Ayah Agung : “Ada apa? Mengapa teriak-teriak?”
Zacky : “Begini om
kami mendapat tugas dari Pak guru untuk membuat cangkokan pada tanaman. Namun
kami belum paham cara membuatnya.”
Ayah Agung : “Pohon apa yang akan kalian cangkok?”
Ammar : “Pohon jambu biji, Om.”
Ayah Agung : “Baiklah, Om akan menjelaskan caranya.
Begini, mula-mula siapkan peralatan yang diperlukan seperti pisau, sabut
kelapa, ijuk plastik, tali dan tanah yang telah digemburkan. Kemudian, siapkan
satu batang tanaman yang memiliki ranting dan daun yang subur.”
Ammar : “Bagaimana kalau kita langsung mempraktikkannya?”
Ayah Agung : “Itu lebih baik. Nah, Fallah panjatlah pohon
jambu untuk melihat batang yang cocok. Zacky dan Ammar akan menyiapakan
bahan-bahan.”
Fallah : “Ini Om
dahannya, tidak terlalu besar, daunnya pun banyak.”
Ayah Agung : “Ya, potong kira-kira 5 atau 6 cm! Kemudian
kupas kulitnya. Biarkan sampai kering. Tempelkan tanah, lalu bungkus. Sekarang
kalian sudah paham. Nah, Om pergi dulu.”
Zacky, Fallah, Ammar : “Terima kasih, Om.”
Ini juga ada karya siswa Budiwijaya cabang 16 Ulu yang
tidak kalah kreatif. Yuk disimak!
Judi
Maling Jambu
By:
Romi Rafiansyah
Dua orang anak berada di depan rumah pak Sule. Mereka
akan membuat rencana untuk mengambil jambu pak Sule.
Yasril : “Ji,
bagaimana cara kita mengambil jambu itu?”
Arji : “Aku
tidak tahu, Ril.”
Yasril : “Aku
punya ide!”
Arji : “Apa
idemu?”
Yasril : “Kita
lempari saja dengan batu, Ji. Ambilkan batu itu!”
Arji : “Ini
batunya, Ril.”
Yasril :”Ji, Pak
Sulenya keluar!”
Arji : “Ayo
kira lari!!!”
Komunikasi
By:
Anggi dan Asri
Percakapan Anggi dan Asri
Anggi : “Hallo,
bisa bicara dengan Asri?”
Asri : “Saya
sendiri, ada apa?”
Anggi : “Saya
Anggi. Saya ingin menyampaikan sesuatu.”
Asri : “Kamu mau
menyampaikan apa?”
Anggi : “Aku ingin
menyampaikan tentang sekolah, boleh?”
Asri : “Boleh
saja.”
Anggi : “Apakah
kita ada PR?”
Asri : “Ada.”
Anggi : “PR apa?”
Asri : “PR
Bahasa Indonesia.”
Anggi : “Halaman
berapa?”
Asri : “Halaman
109.”
Anggi : “Terima
kasih ya, Asri.”
Asri :
“Sama-sama.”
Berlibur
ke Luar Kota
By:
Yunike dan Desvita
Yunike :
“Desvita, kamu sudah pernah belum naik pesawat?”
Desvita : “Belum pernah, kalo kamu Yunike?”
Yunike :
“Aku sudah pernah naik pesawat!”
Desvita : “Kamu naik pesawat kemana?”
Yunike :
“Aku pergi ke Jakarta.”
Desvita : “Kamu pergi ke Jakarta ngapain?”
Yunike :
“Aku pergi ke Jakarta jalan-jalan.”
Desvita : “Kamu jalan-jalan kemana?”
Yunike :
“Aku jalan-jalan ke TMII, Blok M, dan lain-lain.”
Desvita : “Oh...”
Yunike :
“Desvita liburan kemana?”
Desvita : “Aku liburan ke Lampung.”
Yunike :
“Naik apa?”
Desvita : “Aku naik kapal.”
Yunike :
“Kamu ke Lampung ngapain?”
Desvita : “Aku liburan dan jalan-jalan.”
Yunike :
“Kamu liburan kemana saja?”
Desvita : “Aku liburan ke pantai pasir putih.”
Yunike :
“Oh...”
Ke
Rumah Paman
By:
Rizky Wijaya
Rizky : “Hai Yuda!
Kamu mau kemana?”
Yuda : “Saya mau
ke rumah Pamanku.”
Rizky : “Boleh
saya ikut?”
Yuda : “Tentu saja
boleh. Ayo kita pergi!”
Rizky : “Kita mau
naik apa?”
Yuda : “Naik
angkot saja, langsung sampai disana.”
(Sampai di rumah Paman)
Rizky dan Yuda : “Assalammu’alaikum...!”
Paman : Walaikum
salam... Mari masuk!”
Yuda : “Paman, apa
kabarnya Andi?”
Paman :
“Alhamdulillah sehat.”
Yuda : “Dan kemana
Andi?”
Paman : “Andi pergi
ke Jakarta.”
Yuda : “Ya sudah
Paman, kami mau pulang dulu.”
Paman : “Mau pulang
sekarang?”
Yuda : “Iya.”
Paman : “Baiklah
kalau begitu.”
Yuda dan Rizky : “Paman, kamu mau pamit dulu ya.”
Paman : “Iya.”
Yuda :
“Assalammu’alaikum...”
Paman : “Walaikum
salam...”
Ketemu
Kuntilanak
By:
Rafi dan Mahesa
Rafi : “Mahesa,
ikut uji nyali yuk!”
Mahesa : “Ayuk!”
Rafi : “Mahesa,
pertama-tama kita harus ngambil bunga di kuburan.”
Mahesa : “Bunga apa?”
Rafi : “Bunga 7
warna.”
Mahesa : “Ini sudah kuambil.”
Rafi : “Bagus!”
Mahesa : “Terus kita mau kemana lagi?”
Rafi : “Ke rumah
hantu.”
Mahesa : “Aku capek nih...”
Rafi : “Kita
duduk di belakang pohon itu saja.”
Mahesa : “Oke.”
Rafi : “Mahesa,
aku merinding nih.”
Mahesa : “Rafi, lihat di atas pohon itu!”
Rafi :
“Kuntilanak...!!!
Mahesa : “Ya.. aku cuma bercanda, dia pingsan.”
Yey…!
Finally, hasil rangkaian kata dan
imajinasi kalian diterbitkan. Sooo… silahkan dilihat hasilnya. Ini sudah miss
urutkan dari karya terbaik sampai seterusnya, bagi yang merasa karyanya dimuat
pada urutan pertama, SELAMAT!!! :D Bagi yang belum, jangan sedih, kalian bisa
terus mengembangkan kemampuan kalian.
Penilaian untuk puisi,
dilihat berdasarkan diksi dan gaya bahasa, factor-faktor lainnya juga ikut
menunjang.
Untuk penilaian
paragraph deduktif, kalimat ekstensif, dan dediktif, dinilai berdasarkan unsur
pembentuknya dan penggunaan kata baku.
Selamat menikmati…
Karya siswa cabang Parameswara kelas 7 SMP/1/4
Anugerah-Mu
Karya : Kurnia Firdaus
Tuhan ….
Anugerah-Mu tak terhingga
Kau kirimkan seorang bidadari yang mengantarkanku
kedunia
Mengajariku tentang kehidupan
Dia adalah anugerah-Mu
terbesar
Wajahnya secerah sinar
surya
Parasnya secantik sinar
rembulan
Tangannya selembut
kapas
Dia bagai pelangi dihari kelabu
Menerangiku dari gelap gulita
Kau tunjukkan anugerah-Mu yang terbesar kapada dunia
Tumbuhan
Karya : Dini Rahayu P.R
Tumbuhan ……
Kau adalah harta bagi kami
Sumber emas bagai kehidupan
Yang selalu memberi harapan
Kau adalah pelindung
dunia
Tanpamu kami tidak
dapat hidup
Daunmu yang hijau
Dapat memberikan
kesegaran
Tanpamu apa dayanya kami
Kau adalah kesejukan alam
Semoga kami dapat melestarikanmu
Terima kasih tumbuhan
Banjir
Karya
: M. Sufauroyan
Tepat di bulan Februari – Maretku
Rinai hujan turun dengan seringnya
Ia membasahi kota Palembangku
Menggenangi jejalanan dan
Menghambat seluruh aktivitasku
Disini
….
Air
seolah tak bersahabat
Disini
….
Air
seolah menjadi musuh
Tuhan ….
Ku tahu ini teguran-Mu
Ku tahu ini peringatan-Mu
Tapi ….
Ku ingin sekolah
Maka redakanlah banjir ini
Tuhan ….
Guruku
Karya : Afifah Putri Salamah
Disaat kami tak dapat membaca, Engkau bersedia
menolong
Disaat kami tak dapat berhitung, Engkau bersedia
menolong
Setiap saat kau mengajari kami hingga pandai
Ide-idemu cemerlang untuk mengajari kami selalu ada
Kami
jadi pintar menulis dan membaca karena siapa ?
Kami
jadi tahu beraneka bidang ilmu dari siapa ?
Kami
jadi pintar dibimbing …. Pak guru ….
Kami
jadi pandai dibimbing …. Bu guru ….
Engkau bagai permata kedua hati kami
Engkau bagai cahaya kedua yang selalu menyinari
Engkau bagai pelindung kami disaat susah hati
Engkau pahlawan tanpa tanda jasa
Guru
bak pelita,
Penerang
dalam gelap gulita
Jasamu
tiada setara ….
Gunung
dan Sawah
Karya : Maidi Putra Zubandi
Gunung, kau tampak biru dan indah
Yang dibawahnya terdapat sawah yang hijau
Tampak dari jauh, terlihat pepohonan yang mongering
Sehingga kau Nampak cantik dan serasi
Terlihat
juga, padi yang menguning
Burung-burung
yang berkicau
Dan
embun-embun di pagi hari
Seketika
petani pun ingin menanam padi
Gunung dan sawah, kau Nampak serasi
Jika dilihat dipagi hari
Ketika melihatnya pun kita bersedih
Terima kasih gunung dan sawah yang indah sekali
Laut
Karya : M. Alfiansyah
Laut, kaulah anugrah Tuhan
Yang paling indah dan kaulah
Yang menghidupi makhluk
Yang berada di lautan
Dan
kaulah yang paling
Sempurna
dari ciptaan
Tuhan
yang Maha Esa
Ini karya siswa kelas 5 SD/2/3 cabang 16 Ulu, dan di sini masih banyak puisinya yang sama. Hmm.. sedih deh.
Ibu
By : Rizka Putri F
Ibu kau sudah melahirkanku, kau sudah mengasuhku
Dan kau sudah menyayangiku waktu masih kecil
Dan kau sudah mengajariku dank au sudah mengasuhku
Waktu kecil sampai besar kau menemaniku aku sakit
Dan senang dan kau sudah menyayangiku.
Mama
Karya : Rizky Putri Febriani
Oh mama kau sudah mengasuhku dari kecil
Sampai besar mama kau sudah melahirkanku
Mama kau sudah menemaniku
Oh mama kau sudah mengajariku
Oh mama kau menemaniku sangat aku senang dan
Sedih kau menasihatkanku terima kasih
Mama kau sudah menemaniku
Dari kecil sampai besar
Ibu
Guruku
Karya
: Meisya Indriani
Ibu guruku engkau telah mengajariku
Engkau mengajar tiada pamrih
Engkau memberiku ilmu
Tidak kau sungkan mengajariku
Ibu
guruku engkau sangat baik
Tanpamu
kami hanya deretan kertas putih tanpa makna
Terima
kasih guruku jasamu kan kuingat selalu
Terima
kasih guruku
Guruku
Karya : Nadia Putri
Oh guruku, sudah 6 tahun engkau
Mengajariku tentang ilmu-ilmu yang
Engkau ketahui, sungguh aku ingin
Banyak terima kasih kepadamu wahai guruku
Oh guruku
sungguh besar jasa-jasamu
Bagaimana
aku bisa membalasnya
Aku
tidak tahu bagaimana cara biar
Aku
bisa membalas jasa-jasamu itu guruku
Oh guruku aku ingin lebih banyak
Lagi berterima kasihkepadamu
Wahai guruku
Guru
Karya : Nova Dwi Purnama
Guruku, sudah 6 tahun kau mengajar dan mendidik aku
Sampai besar seperti ini dan sampai sekarang engkau
masih
Mengajari aku dan mendidikku jasamu adalah pahlawan
tanpa jasa
Yang ku kenal selama ini. Oh guru apa jasa itu saya
bisa
Membalasnya dengan belajar lebih giat lagi untuk
membalas
Jasamu ini terima kasih guruku yang ku saying
Adikku
karya
: M. Diaz Alfarizi
Adikku kehadiranmu dambaan ayah ibu
Pertama aku kini beralih padamu
Semula bimbang hatiku
Kehadiranmu tidak akan mengecewakanku
Kasih
saying perhatian ayah ibu
Terbagi
karnamu
Semula
bimbang hatiku
Oh
ayah ibu maafkan aku
Aku hilaf terhadapmu
Adikku…. Adikku sayang
Maafkan aku
Kami sungguh sayang padamu
Adikku
Karya : Rifky
Kehadiranmu dambaan ayah ibu
Pertama aku
Kini beralih padamu
Dan engkau pelita bagi keluarga
Semula
bimbang hatiku
Kehadiranmu
tidak mengecewakanku
Kasih
sayang ayah ibu kini beralih padamu
Dan
terbagi denganmu
Ayah ibu maafkan aku
Aku hilaf terhadapmu
Adikku sayang
Kami sungguh sayang padamu
Hujan
Karya : M. rizki
Tempat saya ujan terus sangat deras
Setiap hari adik-adik mandi hujan
Dan saya juga ikut mandi hujan
Dan teman-teman saya ikut bermain air
Banjir
Karya:
Dodi Harmoko
Tempat saya sering banjir terus, sangat sering
Adik-adik main banyu di halaman
Dan saya sering ikutan juga
Tempat saya juga sering hujan deras
Temanku
Karya: M. Jundi. F
Temanku kau adalah pendamping setiaku
Engkau menemaniku sejak kita sejak kita baru bertemu
Pada saat itu kita belum tahu namamu dan namaku
Kini engkau pergi dariku
Kuharap engkau dapat menghubungiku dengan surat
Dan aku akan membalasnya
Engkau sudah membalas suratku dengan baik
Kini kita dapat berteman lagi
Engkau sudah tinggal di Jakarta dan aku di Palembang
Kemarau
Karya: Dakota
Tempat saya sering panas
Saya sering kepanasan
Saya setiap hari kepanasan
Saya sering merasa panas karena matahari
Adikku
Karya: M. Adrian Adrey
Adikku yang manis selalu bermain-main
Bersamaku sepanjang hari minggu kami pun pergi
Ke JM adikku membeli baju kami pun pulang
Ke rumah sampai di rumah adikku memakai baju yang
tadi
Adik
mempunyai dua kakak dan adik di rumah
Kami
pun bermain ayunan adikku jatuh dari ayunan
Itu
kami menangis adikku dibawa kerumah adik sudah sembuh
Kami
bermain bola di halaman rumah kita
Karya siswa kelas 8 SMP/1/5 cabang Parameswara
Sampai
Habis Waktu
Karya: Rizki
Senangnya diri ini
Bagaikan menari-nari diatas mentari
Terbang tinggi mencapai mimpi
Inginku ledakkan kegembiraan ini
Begini
juga mimpi mati
Kelam
sunyi terasa dihati
Tetesan
air mata mencucuri pipi
Bagaikan
air hujan menerpa diri
Inginku ulang hari
Inginku perbaiki
Agar tercapainya sejuta mimpi
Yang menemani diriku ini
Agar ku jalani hari, dengan sepenuh hati
Tidak,
tidak, tidak
Itu
tidak akan mungkin terjadi
Biarkan
saja diri ini diam sunyi
Memendam
perih hati
Tapi, kehidupan terus menghantui
Bagaikan misteri tak terselesai
Tidak ada pilihan lain
Selain aku berjalan terus
Karena, jika aku berhenti atau mundur
Berarti aku hancur
Sendiri
disini
Karya: Riyadhil
Wardhiyah
Disini ….
Disudut pojok ku bersandar
Melihat langit-langit yang suram
Houuhh …. Huuhh….
Ku menghela nafas berkali-kali
Disini
….
Aku
merasa kesepian ….
Entah
apa yang ku fikirkan ….
Mencoba
untuk mencerna arti hidup ini
Tuhan ….
Kenapa kau ciptakan Hamba ….
Disini ….
Ku hanyut dalam kegelapan ….
Sahabatku
Karya: Salwa Fadhilah
Kau dan aku adalah kita ….
Bagaikan sebuah perekat ….
Dan mungkin tak dapat dipisahkan ….
Kisah
yang penuh tawa ….
Membuatku
enggan melupakannya ….
Kadang
…. Terlintas dibenakku ….
Saat-saat
ketika bersama ….
Namun …. Waktu itupun tiba ….
Waktu yang mungkin masih memenuhi benakku ….
Dimana …. Kau pergi ….
Kau pergi meninggalkan ku dan semua kisah kita ….
Aku pun tersadar ….
Kaukan slalu disisiku ….
Tertawa dan bahagia di tempatmu ….
Dan mungkin selalu menjagaku dari tempatmu ….
Sahabatku
….
Kau
dan kisah kita ….
Takkan
ku lupakan ….
Meski
ragamu ….
Tak
disisiku …. Lagi ….
Meratapi Hidup
Karya : Renata Anggraini
Suram dan bahagia
Adalah bagian hidup ….
Tapi …. Kadang ku merasa ….
Hanya kesedihan yang selalu menyelimutiku ….
Melihat
semua ini ….
Kehidupanku
menjadi bosan …. Lelah ….
Ingin
ku berlari sejauh mungkin ….
Dan
takkan pernah ditemukan ….
Oh Tuhan ….
Aku ingin hidup ini segera berakhir ….
Berakhir dengan rasa bangga ….
Berakhir dengan senyuman ….
Dan yang terpenting berakhir dengan kebahagiaan
Kesedihan
Cinta
Karya: Candra Koswari
Dulu kita bersama ….
Dalam suka maupun duka
Dalam susah maupun senang
Dalam sedih maupun riang
Dikala
kau sendiri
Ku
selalu bersamamu
Bagaikan
lebah dengan bunga
Yang
selalu bersama dimanapun berada
Dikala ku sendiri
Kau selalu didekatku
Selalu disampingku, bersamaku
Dan kau selalu menghiburku
Kau
dan aku kan bersama
Dalam
satu hati satu cinta
Bersama
dalam satu makna
Kini mengapa kau berubah
Tak seperti yang dulu kala
Kau pergi dengannya
Kau bahagia bersamanya
Apa
salahku ….
Apa
kurangnya aku
Apa
lebihnya dia
Hingga
kau memilihnya
Kembalilah kepadaku
Ku mohon kau kembali
Kembali kepelukanku
Kepelukan orang yang kau cintai dulu
Ku mohon kau kembali
Kembali bersamaku
Bersama orang yang bersamamu dulu
Ku mohon kembalilah bersamaku
Bersama orang yang berada di sampingmu
Ku mohon kembalilah kasih
Bakti
Mutiaramu
Karya : M. Satrio Saidfudin
Pahlawanku ….
Ku tahu tugas utamamu ….
Tugas yang tidak semua orang bisa
Tugas yang selalu membuat hatimu beku
Yang selalu membuat pikiranmu ricuh
Yaitu kesabaran dan ketulusanmu
Bagiku kau adalah salah seorang yang tahu ….
Apa mimpi terbesarku
Yaitu kesuksesan dari ilmumu
Ku tahu ….
Tanpa dirimu
Aku tak berbentuk
Jikalau engkau masih ada
Ku ingin bertemu
Dan mengucapkan padamu
Permohonan maaf sebesar-besarnya dari hatiku ….
Tiba saatnya
Karya : Elis Mayang P
Saat datang waktunya aku hanya menangis
Meratapi yang ada pada pikiran
Sosok orang datang menghampiri
Berbicara padaku
Oh…. Oh…. Oh….
Kebaikan
pada diriku telah menghampiri
Datangnya
sosok orang itu pun menyadari
Tentang
arti kehidupan
Suasana hati semakin gelap
Waktu yang seharusnya lama kini datang
Tiba saatnya ….
Waktuku habis di kehidupan
Dan pulang membawa senyuman
Bulan
Karya
: Destri Mutiara
Bulan kau bagaikan rembulan ….
Yang selalu menyinari tidurku ….
Kau selalu bersinar ditiap malamku….
Yang selalu membuat tidurku tenang ….
Oh bulan ….
Kau bagaikan terpenting bagiku ….
Teruslah disisiku ….
Kau adalah mimpi terindahku ….
Sungguh kau selalu datang ditidurku ….
Bulan….
Kau yang selalu ku tunggu-tunggu ….
Indahnya
Malam
Karya: Angeli Natalia
Matahari tenggelam di ufuk barat ….
Pergi meninggalkan bumi ini ….
Rembulan datang dengan indahnya ….
Begitu cantik cahayanya di malam hari ….
Bintang-bintang datang dengan gembiranya ….
Menyinari bumi yang gelap ini ….
Semilir angin yang bertiupan ….
Seolah-olah tubuh ini digigit oleh angin …..
Oh, malam ….
Saat kau akan
meninggalkan bumi ini ….
Aku seolah ingin
menjerit agar kau tidak pergi ….
Tapi …..
Karena kau datang dan
pergi setiap hari …..
Aku tidak perlu
menjerit agar kau tidak pergi ….
Aku dapat melihat
keindahanmu setiap hari ….
Malam …..
Indahnya dirimu ….
Kau adalah ciptaan
Tuhan yang paling indah ….
Alam
Karya : Sella Dea P
Alam ….
Begitu mendengar namamu saja …
Aku senang ….
Kau membuat jiwaku tenang ….
Seakan tak ingin kau hilang ….
Alam ….
Kau bagaikan surge ….
Yang membawa kedamaian …
Dihatiku
Alam
Karya : Indah Anggreini
Alam ….
Kau membawa kedamaian ….
Kau membuatku nyaman …
Kau yang membuat
Kehidupan menjadi sempurna …..
Alam …..
Kau begitu hijau dan bersih ….
Dimataku kau begitu indah …..
Oh alam ….
Warna hijaumu membuatku kagum ….
Air
Karya : Windy J
Air ….
Kau sangat jernih
Warnamu yang bening
Membuat hatiku segar
Air
….
Kau
sangat berguna bagi makhluk hidup
Tanpamu
kamipun tidak bisa minum
Dan
mati kehausan
Arti
HIdup
Karya: Rirantri
Terkadang hidup itu seperti ditabrak mobil
Mau gak mau
Siap gak siap
Enak gak enak
Tetap harus dinikmati
Pantai
Karya
: tanpa nama
Pantai ….
Air yang jernih
Membuat para melihatnya jatuh cinta
Pantai ….
Kau membuat hewan-hewan air hidup dengan indah
Kau juga sangat berguna bagi semua makhluk hidup
Pantai ….
Warna yang biru
Membuat yang lihat semakin jatuh cinta
Pantai ….
Tapi kau tidak seindah dulu
Air yang jernih,
Sekarang menjadi air yang sangat keruh
Pantai ….
Dulu kau sangat bersih,
Tapi sekarang sudah banyak sampah-sampah
Bola
Karya: M Agang Lesmana
Bola ….
Kau berbentuk bulat seperti bulan
Disenangi oleh kalangan usia
Setiap kali ku mainkan bersama teman-teman
Kau dimainkan walaupun hujan deras sekali pun
Bola kau ku cintai
Bola kau ku senangi sampai mati
Terakhirrr… Ini dia hsail menulis teks ekstensif dan
paragraph deduktif serta induktif. Haduh… Ini kelas 9 tapi isinya ampun… Yups,
silahkan di cek nilainya untuk adek-adek kelas 9 SMP/2/4 cabang 16 Ulu:
No.
|
Nama Siswa
|
Score
|
1
|
Suwaybatul
Aslamiah
|
70
|
2
|
Uus
Diana
|
80
|
3
|
M.
Rizki
|
100
|
4
|
Amelia
Regita
|
100
|
5
|
Ayu
Nurhalisya
|
65
|
6
|
Nadiyah
Nuha A
|
100
|
7
|
Dwig
|
0
|
8
|
M.
Taufik Hidayat
|
70
|
9
|
No
name
|
50
|
10
|
No
name 2
|
45
|
11
|
Kamilah
Nur Alita
|
100
|
12
|
Albarkah
Ramadhan
|
40
|
13
|
Tea
Angela
|
50
|
14
|
Shela
Putri P
|
80
|
15
|
Ahmad
M
|
50
|
16
|
Teddy
F
|
30
|
17
|
M.
Suwandi
|
50
|
18
|
M.
Rizky Wardhanu
|
65
|
No comments:
Post a Comment