Monday 24 March 2014

Hujan

Ini tentang hujan,
semua yang benar-benar berhubungan dengan hujan,
rinainya yang memercikkan kisah,
aroma basahnya yang menguarkan rindu,
denting tariannya yang mendendangkan asa.

Hujan,
tapi ini bukan lagi kisah yang sama,

bukan tentang pertemuan,
bukan tentang penantian,
bukan tentang perpisahan,
tetapi tentang penyerahan.

Hujan,
Menyerah tak berarti kalah,
menyerah mungkin karena lelah,
bahkan bisa saja pasrah.

Hujan,
dulu kisah ini penuh warna,
berubah menjadi abu-abu,
lalu menjelma gelap seperti langit saat mencurahkan tetesanmu.

Hujan,
dulu detak ini bisu,
beranjak syahdu,
lalu berubah beku, ngilu.

Hujan,
ketika semuanya benar-benar membuat dada bergemuruh,
tetapi ombak tak berniat mengkaramkan isinya,
membiarkan terombang-ambing,
benar-benar tanpa arah.

hujan....
jika dinginmu mampu membekukan rasa,
segera bekukan!
agar sekalian mati,
tak ada lagi memori.

hujan...
Jika rinaimu mampu membawa pergi sesak,
bawalah!
biarkan sepi,
karena memang seharusnya mati.

hujan...
barang semenit saja,
jangan menghilang,
ramaikan aku disini,
dengan rinaimu,
dinginmu.

hujan...
aku tak ingin warna indah,
jka itu pertanda kepergianmu,
aku lbih menginginkan abu-abu,
asal itu masih menandakan khadiranmu.

No comments:

Post a Comment