Thursday 17 October 2013

22 Tahun, Allah.

22 tahun, Allah.
21 satu tahun yang lalu aku terlahir ke bumi ini.
Menyapa dunia dengan tangisku tanpa arti.

22 tahun. Allah.
Aku menyecap suka dan duka dunia.
Menumpuk dosa, mengais pahala.

22 tahun, Allah.
bertambah usia ku,
berkurang sisa waktuku.


22 tahun, Allah.
Ku lalui hari-hariku dengan berbagai warna,
dengan berbagai cerita.

22 Tahun, Allah.
Nafas ini berhembus,
dan kelak tiba masanya terhenti.

22 tahun, Allah.
Tapi mungkin hanya 6 tahun yang bermanfaat,
selebihnya terasa sia-sia.

22 tahun, Allah.
Aku ikut bersandiwara dipanggungmu.
terkadang protagonis, dan berubah antagonis.

22 tahun, Allah.
Bukan waktu yang sebentar.
Tetapi seperti anak panah yang melesat cepat,
aku terlalu terlena dalam dunia,
begitu tersadar masaku untuk kembali padaMu semakin dekat.

Rabbi...
Bolehkah aku meminta?
Tapi mungkin tanpa bertanyapun, aku tetap meminta.
Benar-benar manusia yang tidak tahu malu,
tanpa izinMu pun, aku lancang meminta.

Tapi jika bukan meminta padaMu,
lantas kepada siapa???
Tak ada yang mampu membuatku yakin pintaku bisa terkabul,
kecuali saat aku meminta kepadaMu.

Pintaku, Rabbi...
Jadikan aku manusia yang beruntung,
yang semakin hari semakin membaik sifatnya, akhlaknya, lisannya.
meski aku sadar, aku melakukan sebaliknya, berjalan mundur, menuju kegelapan.

Aku tahu,
aku rapuh,
terlalu mudah terombang-ambing di antara kenikmatan dunia,
tanpa sadar aku menjauh dariMu.

Aku tahu,
terkadang aku sombong,
seolah lupa untuk meminta pertolonganMu,
angkuh untuk mengadu,
begitu terjatuh,
mengemis memohon pertolonganMu.

Tapi Rabb-ku,
Engkau pun tahu,
aku akan kembali padaMu,
ketika aku lelah berseteru.

Dan lagi-lagi aku akan mengadu,
merengek seperti anak kecil,
mengharap kasihMu.

Duhai Rabb-ku,
terima kasih untuk semua cintaMu yang tercurah kepadaku,
22 tahun, Engkau menjagaku,
mengajarkan arti cinta, benci, rindu, kecewa, marah, suka, duka, tangis, harap,serta mimpi.

Jangan lepaskan genggamanMu,
jangan lepaskan pandanganMu padaku,
bimbing aku agar selalu berada di jalanMu,
tegur aku jika aku menempuh jalur yang tak semestinya kulewati.

Terima kasih Rabb-ku,
Engkau memberiku orang tua, saudara, teman, bahkan musuh yang memberiku berbagai ilmu.
Mengajarkanku artinya sabar, meski ingin segera.
Mengajarkanku tertawa, meski ingin berteriak marah,
Mengajarkanku tersenyum, meski ingin menangis.

Tapi lagi-lagi aku lebih suka bersandiwara,
membuat semuanya terlihat baik-baik saja,
meski hati dipenuhi prahara.

Aku tak ingin terlihat lemah dihadapan mereka,
tapi aku tak ingin terlihat gagah dihadapanMu.
Aku ingin mereka selalu melihat senyumku,
tapi aku ingin Engkau yang menghapus tangisku.

Bantu aku, Rabb-ku.
Lunakkan hatiku saat masanya beku.
Perhalus lisanku saat intonasinya terdengar sumbang ditelinga pendengar,
tenangkan aku saat bergerak ingin menerjang.


Jangan tutup mataku,
jangan tutup telingaku,
jangan tutup hatiku,
untuk melihat petunjukMu,
untuk mendengar larangan dan perintahMu,
untuk merasakan hadirMu.

Rabbku,
kuserahkan semua perkaraku kepadaMu,
ketika aku telah berusaha,
ketika do'a telah kupinta,
maka hasil akhir kuserahkan padaMu.

Aku tahu,
Engkau lebih tahu apa yang terbaik untukku,
Engkau lebih tahu apa yang ada difikiranku,
Engkau lebih tahu apa yang menjadi mimpiku.

Jadikan aku seorang hamba yang pandai bersyukur dalam keadaan apapun,
yang tak pernah lalai untuk mengingatMu selalu,
yang berbaik sangka untuk prahara yang tak ku mengerti,
yang berlapang dada untuk semua cobaan yang Engkau beri.

Allah...
Kuatkan aku jika aku mulai rapuh...
Sadarkan aku jika aku mulai tertipu dunia,
Bisikkan kepadaku bahwa SurgaMu menantiku (semoga).

Ku mohon,
selagi nafas ini masih berhembus,
izinkan aku untuk membahagiakan orang-orang disekitarku.
Selagi darah ini masih mengalirkan,
biarkan aku menjadi sosok yang berguna bagi mereka.
Selagi jantung ini masih berdetak,
beri aku kesempatan untuk mengisi hari-hari mereka dengan tawa.
Hingga masaku tiba, aku ingin mereka mengenangku dihatinya sebagai sosok yang berguna.

Bantu aku meraih mimpi-mimpiku,
harapku dan inginku.
Izinkan aku untuk melihat semuanya menjadi nyata.

Rabbku,
perkara hatiku yang rusuh hanya engkau yang tahu,
masalah hatiku yang merindu engkaupun tahu.
Maka seperti pintaku, tolong hadirkan 'dia',
yang akan membimbingku untuk meraih surgaMu,
pertemukan aku, dengan 'imamku' yang kurindu dan Engkau ridhoi.

Ahhh...
Terlalu banyak aku meminta,
padahal hanya sedikit aku memberi.
Terlalu banyak aku berharap,
padahal hanya sedikit yang kulakukan.
Tapi sungguh Rabb-ku, lagi-lagi aku memasrahkan semuanya kepadaMu,
Hingga tiba masaku, aku akan selalu meminta padaMu.
Jangan lelah mendengar suaraku mengadu.

No comments:

Post a Comment