Wednesday 11 March 2015

Ketika Hasil Akhir Berbicara

Untuk sebuah kesabaran,
sabar akan penantian,
sabar akan pengharapan,
sabar akan perjuangan,
sabar akan cobaan.

Sabar,
ketika melepaskan untuk yang hendak menghilang,
ketika bertahan untuk sesuatu yang nyaris tak tergapai,
ketika berjuang untuk sesuatu yang akan menjadi harapan.

Ketika hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan harapan,
maka sejatinya itulah saatnya kita bersabar.
Ketika kita telah berjuang, hingga titik darah penghabisan,
dan hasilnya tetap sebuah kehilangan.
Maka hakikat sejatinya adl melepaskan.

Ikhlas...
Untuk sebuah kehilangan,
untuk sebuah ketiadaan,
untuk sebuah kerelaan.

Hasilnya...
Itulah saatnya kita menerima.
Penerimaan yang tulus,
saat yang kita inginkan tak terjadi.
Yang kita harapkan tak sudi menghampiri,
maka saatnya kita menerima.

Tak ada yang salah dengan sebuah perjuangan,
juga tak ada yang salah dengan sebuah penerimaan.

Rencana, telah kita lakukan.
Hasil akhir, Allah juga yang menentukan.

Protes, mengeluh, putus asa.
Itu adalah kesia-siaan.
Ya,..
Meski ketika hidupmu seolah sia-sia,
terasa menyesakkan di hati,
tapi tak mengapa.
Nikmati saja rasa sakit,
karena dari situ kita belajar untuk menjadi lebih dewasa.
Tidak ada proses kedewasaan diukur dari umur.
Sebuah tindakan kedewasaan, selalu berfikir dari berbagai sisi.
Sedikit mungkin merugikan orang lain.
Karena sejatinya kedewasaan, bersikap mengalah, bukan menentang apalagi menghindar.

Terima...
Penerimaan yang tulus pada sebuah keputusan dan hasil akhir.
Cobalah untuk belajar pada kesalahan masa lalu,
untuk meminimalisasi kesalahn yg sama terjdi utk ke depannya.

Tak perlu menyesal,
itu adalah sebuah proses dalam belajar,
belajar memanusiakan diri.
Untuk mengerti makna dan hakikat dari hidup.
Untuk mengerti apa guna diri.

No comments:

Post a Comment